Senin, 03 Agustus 2015

Review All You Need is Love oleh Fakhrisina Amalia

All You Need is Love 

oleh Fakhrisina Amalia. 


Paperback, 240 halaman. 
Diterbitkan, Juni 2015 oleh PT Gramedia Pustaka Utama. 
ISBN 9786020318035 



Sinopsis. 
Ketika hubungannya dengan Aiden berakhir, tanpa pikir panjang Katrina mengiyakan ajakan mamanya untuk terbang ke kampung halaman mereka di Skotlandia. Di negara yang indah itu Katrina berharap bisa melupakan kesedihannya. Untuk pertama kali Katrina bertemu dengan keluarga besarnya. Ia mempunyai sepupu jauh yang tampan bernama Mac. Namun, entah kenapa Istas—kakak perempuan Mac— memusuhinya, tanpa Katrina tahu dimana letak kesalahannya. Tapi itu tidak menghentikan Katrina untuk semakin dekat dengan Mac. Dan ternyata Skotlandia menyimpan misteri masa lalu yang tidak terduga. Tidak hanya indah, ada rahasia tersembunyi tentang Katrina di negara itu, juga tentang cerita cinta berlapis kota legenda! 


*** 


”Kenapa kita semua butuh cinta?” 


Itulah pertanyaan sederhana yang jawabannya susah untuk ku jawab. Aku bukan orang yang rasional sebenarnya-cenderung baper malah. Tapi untuk yang satu itu aku ingin jawabannya bisa dirasionalkan. Apasih... 

Dan novel ini sungguh mengelitik rasa penasaran. Covernya benar-benar eye catching. Aku baru sadar cover bukunya jauh lebih bagus daripada yang di foto. Apa yaa? Manis, dan misterius. Lalu judulnya bener-bener membuatku bertanya, Kenapa kita semua butuh cinta?
Jarang banget biasanya aku nuntut kalo judul sama novelnya harus pas. Dan AYNiL beneran menjelaskan isinya, dimana semua orang butuh cinta. 


”Karena tanpa cinta, takkan ada yang tersisa,” 


Tepatnya aku terkesima dengan kata-kata itu dan... Hei, bisa kuletakkan setelah 'After all this time? Always'-nya Severus. Sebenarnya, aku lebih suka kalau novel ini ditulis dengan POV orang ketiga. Walaupun aku nggak ngalamin disorientasi waktu bagiannya Grania, tapi nggak semua pembaca kan sepertiku. Dan itu memang amannya. Atau jangan-jangan itu memang ciri khas Kak Iis? -aku juga sering lho nulis dengan sudut pandang campuran, fyi.
Terlalu banyak pakai Bahasa Inggris. Well, itu agak mengganggu bagiku. Okelah, Kat memang bule. (kayak kamu nggak make bahasa inggris aja) Oh ya, aku sudah menemukan nyawa novel ini dan aku sukaa. Legenda (nyaris menyebutnya dongeng) Brigadoon. Karena aku imajiner jadi hal yang seperti ini masuk akal bagiku. Walaupun aku agak nggak setuju Grania jatuh cinta dengan begitu cepatnya dan menghasilkan Mamanya Kat. Tapi aku suka ide perpisahan yang abadi. 

Sayangnya, ketika Kat nangis aku nggak bisa nangis. Waktu Kat sama Aiden entah mengapa dan bagaimana chemistry mereka kurang kerasa. Apa gara-gara pake 'aku' ya? soalnya menurutku Kat teralu jutek. (bilang aja kamu cemburu sama Kat gegara Aiden) Ngomongin Aiden aduh dia itu kenapa Cayden harus terulang? Bagian yang Mac dan Kat -you know what lah. Dan Aiden hanya tersenyum, seolah bilang ya, aku nggak papa. Itu... Pfff, baiknya Aiden ini.

Masih tentang Aiden. Aku menemukan ketimpangan. 

Sepasang mata hitam Aiden berkilat jenaka. (halaman 236) 
Padahal di halaman 118, Sherin tersenyum ramah, mata cokelatnya mengingatkanku kepada Aiden. 

Jadi warna mata Aiden apa dong? 

Oh ya, hubungan mereka menurutku terlalu singkat untuk tertatih patah hati waktu Aiden bilang mau kuliah. Mungkin juga itu yang menyebabkan aku nggak nangis, soalnya nggak dalem gitu (apanya yang dalem?) 

I NEED MORE ABOUT BRIGADOON! Dan novel ini menyajikan imajinasi terliar untuk yang butuh racikan romance dan fantasi. Untuk jawaban atas pertanyaanku dan untuk kata-kata yang bukan sekedar tempelan dan sangat terasa di kehidupan nyata. Untuk penulis yang sudah menuliskan Skotlandia dengan baik, yang membuatku kangen dengan Tante Jo di Edinburgh. 

4 Bintang. 



”Karena tanpa cinta takkan ada lagi yang tersisa,” 


Tolong bilangin ke authornya aku sudah jatuh cinta sama quotes ini :D daann makasih banyak 


My Fav. Quotes 


”If you can't deal with your past, you can't have your future.” hal. 26 
 
”Jarak bukan apa-apa, Kat. Bahkan dalam pepisahan yang abadi saja, cinta bisa hidup dan tumbuh selamanya,” hal. 204





Makasih buat Kak Iis buat quotes indah yang sempat disematkan di hadiah saya hihi :D nggak nyangka aja waktu itu soalnya nggak bilang iya apa nggak, aduh aku jadi inget naskah yang terbengkalai. Doain cepet selesai yaa AYO PADA AMIN KAN! PENGEN SEGERA NYUSUL DISEBELAH NOVELNYA KAK IIS NIH *maksa ><

"Only by writing you can live forever ever after"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar